Membatasi/Limit Bandwidth pada Hotspot Mikrotik merupakan hal yang sangat perlu dilakukan. Mengingat Wireless Hotspot sanggup diakses oleh siapa saja yang mempunyai hak akses, sehingga biar terciptanya keadilan dan kesejahteraan yang merata pada segenap user hotspot diharapkan Pembatasan Bandwidth Hotspot Mikrotik.
Metode Pembatasan Bandwidth Hotspot Mikrotik ada 2 :
- Built-in limiter merupakan metode Limit Bandwidth Hotspot Mikrotik yang memakai parameter rate-limit di server-profile untuk melimit total traffic dari jaringan hotspot sedangkan bila ingin limit per user sanggup memakai rate-limit di user-profile. Built-in Limitation dilakukan secara otomatis dan gampang tetapi tidak memungkinkan melaksanakan implementasi HTB.
- Custom limitation merupakan metode Limit Bandwidth Hotspot Mikrotik yang memakai parameter Incoming-packet-mark dan outgoingpacket-mark pada user-profile. Dengan memakai Custom Limitation anda sanggup melaksanakan implementasi HTB dan melaksanakan limitasi menurut kriteria koneksi yang lebih beragam.
Cara Membatasi/Limit Bandwidth User Hotspot Mikrotik memakai Built-in Limiter :
Rate Limit pada Hotspot Server Profile
Penggunaan Rate Limit pada hotspot server profile ini, secara otomatis akan membatasi total traffic pada jaringan Hotspot Mikrotik. Pada gambar di atas, besarnya rate limit yang diset pada jaringan hotspot yaitu sebesar 2M/2M, yang berarti 2 Mbps untuk total traffic upload dan 2 Mbps untuk total traffic Download pada jaringan hotspot tersebut. Perlu diketahui bahwa dengan memakai metode ini user yang di bypass melalui IP Binding Hotspot juga ter-limit.
Rate Limit pada Hotspot User Profile
Penggunaan Rate Limit yang pada hotspot user profile ini, akan membatasi total traffic secara otomatis yang sanggup dicapai oleh masing-masing client hotspot yang berada pada satu group. Client hotspot yang terhubung dalam jaringan hotspot, mendapat total traffic yang sanggup dicapai sebesar 512 kbps untuk download dan 512 kbps untuk upload.
Cara Membatasi/Limit Bandwidth User Hotspot Mikrotik memakai Custom Limitation :
Parameter Incoming Packet Mark dan Outgoing Packet Mark didefinisikan untuk melaksanakan penandaan (marking) traffic dari user didalam group tersebut. Incoming Packet Mark melaksanakan marking traffic upload dan Outgoing Packet Mark melaksanakan marking traffic download.
Firewall mangle akan terbentuk secara otomatis dan dinamis, dimana bertugas melaksanakan marking packet traffic dari client yang masuk di dalam group (profile). Dynamic Marking ini dilakukan di chain Hotspot.
Penambahan Rule Jump dari Built-in Chain ke chain hotspot diharapkan supaya traffic dari user sanggup dibaca di firewall.
/ip firewall mangle add chain=prerouting action=jump jump-target=hotspot
/ip firewall mangle add chain=postrouting action=jump jump-target=hotspot
Jika di asumsikan network yang dipakai yaitu network NAT. Mark-Connection harus dibentuk menurut mark packet dynamic dari profile atau dari chain hotspot.
/ip firewall mangle add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=koneksi_hotspot passthrough=yes packetmark=hs1-in
Selanjutnya Mark-Packet sanggup dibentuk supaya sanggup diimplementasikan atau dilimit trafficnya.
/ip firewall mangle add chain=prerouting action=mark-packet newpacket-mark=paket_hotspot passthrough=no connectionmark=koneksi_hotspot
/ip firewall mangle add chain=postrouting action=mark-packet newpacket-mark=paket_hotspot passthrough=no connectionmark=koneksi_hotspot
Setelah mark packet dari traffic group1 sudah dibentuk maka limitasi bandwidth sanggup dibentuk di Queue.
Setting pada Queue Tree
Membuat Queue Tree untuk Traffic Download global, kita contohkan memakai Max Limit 2 Mb.
Kemudian menciptakan Queue Tree turunan nya khusus untuk download via Hotspot memakai Limit At 1 Mb dan Max Limit 2Mb.
Buat Queue Tree yang sama untuk traffic upload nya, sehingga menjadi ibarat gambar berikut :
Selanjutnya Queue Tree Hotspot Mikrotik ini sanggup kita kembangkan untuk menciptakan managemen bandwidth yang lebih complex, contohnya dengan memakai PCQ, dsb.